Senin, 04 November 2013

mobil Kuno di Indonesia

Mobil Kuno dan Antik Juga Selalu Aktual

Barang-barang itu dipahami sebagai karya budaya masa lalu yang wajib dirawat, dan dipelajari karena mereka merupakan jejak yang membentuk atau mewarnai kultur sekarang dan yang akan datang.

Mobil Fiat kuno ikut mejeng di Tembi pada reli mobil kuno , Minggu, 17 Februari 2013, foto: a.sartono
Fiat kuno, sosoknya tetap memikat
Ada sekitar 20-an mobil kuno masuk ke kompleks Tembi Rumah Budaya. Merek mereka aneka rupa, dan yang pasti usianya sudah lumayan uzur, karena itu disebut kuno. Apa maksud mobil-mobil uzur itu singgah di Tembi, apa karena sama-sama kuno?
Di Tembi Rumah Budaya memang tersimpan banyak sekali benda kuno. Ada keris, ada tombak, ada kitab-kitab. Tentu saja, benda-benda kuno tersebut disimpan di Tembi bukan karena keampuhan daya magisnya atau karena punya tuah. Namun, barang-barang itu dipahami sebagai karya budaya masa lalu yang wajib dirawat, dan dipelajari karena mereka merupakan jejak yang membentuk atau mewarnai kultur sekarang dan yang akan datang. Itu pula sebab Tembi memahami masa lalu adalah selalu aktual.




 Duo Fiat

Dua mobil Fiat kuno mejeng di belakang mobil Dodge kuno milik Tembi, Si Tembi, difoto hari Minggu, 17 Februari 2013, foto: a.sartono


Begitu pun mobil kuno. Pada hakikatnya mobil kuno sama dengan benda-benda kuno lainnya. Padanya terdapat latar belakang kesejarahan yang menjadi kesinambungan dari keberadaan mobil dengan teknologi terkini. Benda itu pun semakin tua semakin menarik karena juga semakin langka atau sulit ditemukan. Kelangkaannya, keunikannya, ketidakadasamaannya dengan barang baru.
Begitulah titik temu antara rombongan mobil kuno, yang sedang menggelar reli, dengan Tembi Rumah Budaya pada Minggu, 17 Februari 2013. Stevie Sinung Wibowo (53) yang akrab dipanggil Mas Tepi, sang penyelenggara reli mobil kuno, sengaja menggunakan Tembi sebagai basis finish dari reli yang dikelolanya di bawah bendera Altamira Sport Management.
Reli mobil kuno kali ini sebenarnya lebih untuk mangayubagya “menyambutmeriahkan” pesta perkawainan Agha dan Satria. Kedua orang tua mereka adalah Aris Djoko Suryono, SH. dan Hj. Kompol Sulasmi. Oleh karena itu, reli mobil kuno ini dikemas dengan tema “Agha and Satria Happy Wedding Tour”. Aris Djoko Suryono, SH adalah salah seorang pendiri PPMKI (Perkumpulan Penggemar Mobil Kuno Indonesia) DIY. PPMKI sendiri berdiri tanggal 13 November 1979 di Jakarta dan Ketua pertamanya adalah Solihin GP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar